Rabu, 27 Mei 2009

khutbah jumat(akibat memakan riba)

Akibat Memakan Harta Riba
Oleh: Ade Zarkasyi bin Sabit
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
Kaum muslimin seiman dan seaqidahTepatnya ketika Allah Subhannahu wa Ta'ala memberikan mukjizat kepada hamba dan kekasihNya, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berupa Isra’ Mi’raj, pada saat itu pula Allah Ta'ala perlihatkan berbagai kejadian kepada beliau yang kelak akan memimpin jaga raya ini. Di antaranya Rasulullah n melihat adanya beberapa orang yang tengah disiksa di Neraka, perut mereka besar bagaikan rumah yang sebelumnya tidak pernah disaksikan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Kemudian Allah Ta’ala tempatkan orang-orang tersebut di sebuah jalan yang tengah dilalui kaumnya Fir’aun yang mereka adalah golongan paling berat menerima siksa dan adzab Allah di hari Kiamat. Para pengikut Fir’aun ini melintasi orang-orang yang sedang disiksa api dalam Neraka tadi. Melintas bagaikan kumpulan onta yang sangat kehausan, menginjak orang-orang tersebut yang tidak mampu bergerak dan pindah dari tempatnya disebabkan perutnya yang sangat besar seperti rumah. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada malaikat Jibril yang menyertainya, “Wahai Jibril, siapakah orang-orang yang diinjak-injak tadi?” Jibril menjawab, “Mereka itulah orang-orang yang makan harta riba.” (lihat Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2/252).
Dalam syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta pokok tanpa adanya transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya itu bertambah dan berkembang dengan sistem riba. Maka setiap pinjaman yang diganti atau dibayar dengan nilai yang harganya lebih besar, atau dengan barang yang dipinjamkannya itu menjadikan keuntungan seseorang bertambah dan terus mengalir, maka perbuatan ini adalah riba yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam, dan telah menjadi ijma’ kaum muslimin atas keharamannya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:“Allah menghilangkan berkah riba dan menyuburkan shadaqah, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa”. (QS. Al-Baqarah: 270).
Barang-barang haram yang tiada terhitung banyaknya sampai menyusahkan dan memberatkan mereka ketika harus cepat-cepat berjalan pada hari Pembalasan. Setiap kali akan bangkit berdiri, mereka jatuh kembali, padahal mereka ingin berjalan bergegas-gegas bersama kumpulan manusia lainnya namun tiada sanggup melakukannya akibat maksiat dan perbuatan dosa yang mereka pikul.
Maha Besar Allah yang telah berfirman:“Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat): Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS. Al-Baqarah: 275).
Dalam menafsirkan ayat ini, sahabat Ibnu “Abbas Radhiallaahu anhu berkata:“Orang yang memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi tercekik”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/40).Imam Qatadah juga berkata:“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta riba akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila sebagai tanda bagi mereka agar diketahui para penghuni padang mahsyar lainnya kalau orang itu adalah orang yang makan harta riba.” (Lihat Al-Kaba’ir, Imam Adz-Dzahabi, hal. 53).
Dalam Shahih Al-Bukhari dikisahkan, bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi didatangi dua orang laki-laki yang membawanya pergi sampai menjumpai sebuah sungai penuh darah yang di dalamnya ada seorang laki-laki dan di pinggir sungai tersebut ada seseorang yang di tangannya banyak bebatuan sambil menghadap ke pada orang yang berada di dalam sungai tadi. Apabila orang yang berada di dalam sungai hendak keluar, maka mulutnya diisi batu oleh orang tersebut sehingga menjadikan dia kembali ke tempatnya semula di dalam sungai. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada dua orang yang membawanya pergi, maka dikatakan kepada beliau: “Orang yang engkau saksikan di dalam sungai tadi adalah orang yang memakan harta riba.” (Fathul Bari, 3/321-322).
Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia… inilah siksa yang Allah berikan kepada orang-orang yang suka makan riba, bahkan dalam riwayat yang shahih, sahabat Jabir Radhiallaahu anhu mengatakan:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ n آكِلَ الرِّبَا وَمُوْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ، وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya dan kedua orang yang memberikan persaksian, dan beliau bersabda: “Mereka itu sama”. (HR. Muslim, no. 1598).
Semaraknya praktek riba selama ini tidak lepas dari propaganda musuh-musuh Islam yang menjadikan umat Islam lebih senang untuk menyimpan uangnya di bank-bank, lebih-lebih dengan semaraknya kasus-kasus pencurian dan perampokan serta berbagai adegan kekerasan yang semakin merajalela. Bahkan sistem simpan pinjam dengan bunga pun sudah dianggap biasa dan menjadi satu hal yang mustahil bila harus dilepaskan dari perbankan. Umat tidak lagi memperhatikan mana yang halal dan mana yang haram. Riba dianggap sama dengan jual beli yang diperbolehkan menurut syari’at Islam. Kini kita saksikan, gara-gara bunga berapa banyak orang yang semula hidup bahagia pada akhirnya menderita tercekik dengan bunga yang ada. Musibah dan bencana telah meresahkan masyarakat, karena Allah yang menurunkan hukumNya atas manusia telah mengizinkan malapetaka atas suatu kaum jika kemaksiatan dan kedurhakaan telah merejalela di dalamnya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Ya’la dan isnadnya jayyid, bahwasannya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا ظَهَرَ فِيْ قَوْمٍ الزِّنَى وَالرِّبَا إِلاَّ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عِقَابَ اللهِ.
“Tidaklah perbuatan zina dan riba itu nampak pada suatu kaum, kecuali telah mereka halalkan sendiri siksa Allah atas diri mereka.” (Lihat Majma’Az-Zawaid, Imam Al-Haitsami, 4/131).
Dan dari bencana yang ditimbulkan karena memakan riba tidak saja hanya sampai di sini, bahkan telah menjadikan hubungan seorang hamba dengan Rabbnya semakin dangkal yang tidak lain dikarenakan perutnya yang telah dipadati benda-benda haram. Sehingga nasi yang dimakannya menjadi haram, pakaian yang dikenakannya menjadi haram, motor yang dikendarainya pun haram, dan barang-barang perkakas di rumahnya pun menjadi haram, bahkan ASI yang diminum oleh si kecil pun menjadi haram. Kalau sudah seperti ini, bagaimana mungkin do’a yang dipanjatkan kepada Allah akan dikabulkan jika seluruh harta dan makanan yang ada dirumahnya ternyata bersumber dari hasil praktek riba.
Sebenarnya praktek riba pada awal mulanya adalah perilaku dan tabi’at orang-orang Yahudi dalam mencari nafkah dan mata pencaharian hidup mereka. Dengan sekuat tenaga mereka berusaha untuk menularkan penyakit ini ke dalam tubuh umat Islam melalui bank-bank yang telah banyak tersebar. Mereka jadikan umat ini khawatir untuk menyimpan uang di rumahnya sendiri seiring disajikannya adegan-adegan kekerasan yang menakutkan masyarakat lewat jalur televisi dan media-media massa lainnya, sehingga umatpun bergegas mendepositokan uangnya di bank-bank milik mereka yang mengakibatkan keuntungan yang besar lagi berlipat ganda bagi mereka, menghimpun dana demi melancarkan rencana-rencana jahat zionis dan acara-acara kristiani lainnya. Mereka banyak membantai umat Islam, namun diam-diam tanpa disadari di antara kita telah ada yang membantu mereka membantai saudara-saudara kita semuslim dengan mendepositokan uang kita di bank-bank mereka.
Dalam firmanNya Allah Subhannahu wa Ta'ala menegaskan:“Dan disebabkan mereka (orang-orang Yahudi) memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih”. (QS. An-Nisa’: 161).
Lalu pantaskah bila umat Islam mengikuti pola hidup suatu kaum yang Allah pernah mengutuknya menjadi kera dan babi, sedangkan Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab (Yahudi dan Nashrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita kepada jalanNya yang lurus, yang telah ditempuh oleh para pendahulu kita dari generasi salafush-shalih.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ.
Dalam khutbah kedua ini, setelah kita menyadari realitas yang ada, marilah kita sering-sering beristighfar kepada Allah, karena tidak ada obat penyembuh dari kesalahan dan kedurhakaan yang telah kita lakukan kecuali hanya dengan mengakui segala dosa kita lalu beristighfar memohon ampun kepada Allah dan untuk tidak mengulanginya kembali sambil beramal shalih menjalankan ketaatan unukNya, sebagaimana yang dikatakan Nabi Hud Alaihissalam kepada kaumnya:“Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52).Pada penutup khutbah ini, marilah kita memunajatkan do’a kepada Allah sebagai bukti bahwasanya kita ini fakir di hadapan Allah Subhannahu wa Ta'ala .
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.

materi khutbah jumat

Peristiwa Hari Akhir
Oleh: Abu Adam Al-Khoyyat (Hartono)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ’ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Hadirin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah
Hendaknya seorang Muslim senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita semua, baik nikmat keimanan, kesehatan dan keluangan waktu sehingga kita bisa melaksanakan kewajiban kita menunaikan shalat Jum’at. Dan hendaklah kita berhati-hati agar jangan sampai menjadi orang yang kufur kepada nikmat Allah. Allah berfirman:
“Jikalau kalian bersyukur pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kalian mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya siksaku sangat pedih.” (Ibrahim: 7).
Demikian pula kami wasiatkan untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dalam segala keadaan dan waktu. Takwa, sebuah kata yang ringan diucapkan akan tetapi tidak mudah untuk diamalkan.
Ketahuilah, wahai saudaraku rahimakumullah, tatkala Umar bin Khaththab Radhiallaahu anhu bertanya kepada shahabat Ubay bin Ka’ab Radhiallaahu anhu tentang takwa, maka berkatalah Ubay: “Pernahkah Anda berjalan di suatu tempat yang banyak durinya?” Kemudian Umar menjawab: “Tentu” maka berkatalah Ubay: “Apakah yang Anda lakukan”, berkatalah Umar: “Saya sangat waspada dan hati-hati agar selamat dari duri itu”. Lalu Ubay berkata “Demikianlah takwa itu” (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1, hal. 55).
Demikianlah takwa yang diperintahkan oleh Allah dalam kitabNya yakni agar kita senantiasa waspada dan hati-hati dalam setiap tindakan keseharian kita, dan juga dalam ucapan-ucapan kita, oleh karena itu janganlah kita berbuat dan berucap kecuali berdasarkan ilmu.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.
Hendaklah kita bersegera mencari bekal guna menuju pertemuan kita dengan Allah karena kita tidak tahu kapan ajal kita itu datang. Dan Allah berfirman:
“Dan berbekallah, maka sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal.” (Al-Baraqah:197).
Ketahuilah wahai saudaraku rahimakumullah.
Manusia setapak demi setapak menjalani tahap kehidupan-nya dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur dan alam akhirat. Tahap-tahap tersebut harus dijalani sampai akhirnya nanti kita akan menemui alam akhirat tempat kita memperhitungkan amalan-amalan yang telah kita lakukan di dunia. Maka tatkala kita mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi yang memberitakan tentang ahwal (keadaan) hari Akhir, hendaklah hati kita menjadi takut, menangislah mata kita, dan menjadi dekatlah hati kita kepada Allah.
Akan tetapi bagi orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah tatkala disebut kata Neraka, adzab, ash-shirat dan lain sebagainya seakan terasa ringan diucapkan oleh lisan-lisan mereka tanpa makna sama sekali. Na-uzu billahi min dzalik. Mari kita perhatikan firman Allah dalam surat Al-Haqqah ayat 25-29.
“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya maka dia berkata; “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini) dan aku tidak mengetahui apakah hisab (perhitungan amal) terhadap diriku. Duhai seandainya kematian itu adalah kematian total (tidak usah hidup kembali). Hartaku juga sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku, kekuasaanku pun telah lenyap dari-padaku”.(Al-Haqqah 25-29)
Dalam ayat ini Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz IV hal 501, menerangkan bahwa ayat tersebut menggambarkan keadaan orang-orang yang sengsara. Yaitu manakala diberi catatan amalnya di padang pengadilan Allah dari arah tangan kirinya, ketika itulah dia benar-benar menyesal, dia mengatakan penuh penyesalan: ‘Andai kata saya tidak usah diberi catatan amal ini dan tidak usah tahu apakah hisab (perhitungan) terhadap saya (tentu itu lebih baik bagi saya) dan andaikata saya mati terus dan tidak usah hidup kembali.
Coba perhatikan ayat selanjutnya:
“Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah dia ke dalam api Neraka yang menyala-nyala kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta” (Al-Haqqah ayat 30-32).
Bagi kaum beriman yang mengetahui makna yang terkandung dalam ayat tersebut, menjadi tergetarlah hatinya, akan menetes air mata mereka, terisaklah tangis mereka dan keluarlah keringat dingin di tubuh mereka, seakan mereka saat itu sedang merasakan peristiwa yang sangat dahsyat. Maka tumbuhlah rasa takut yang amat mendalam kepada Allah kemudian berlindung kepada Allah agar tidak menjadi orang-orang yang celaka seperti ayat di atas.
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah.
Sesungguhnya manusia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dan akan dikumpulkan menjadi satu untuk mempertanggungjawab-kan diri mereka. Allah berfirman:
“Dan dengarkanlah pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat, yaitu pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari keluar (dari kubur)” (Qaf: 41-42).
Juga Allah berfirman dalam surat Al-Muthaffifin: 4-7.
“Tidakkah orang itu yakin bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada hari yang besar, (yaitu) hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam”.
Dan manusia dibangkitkan dalam keadaan حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً (mereka tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan), sebagaimana firman Allah:
“Sebagaimana kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah kami akan mengulangnya (mengembalikannya)” (Al-Anbiya:104).
Manusia akan dikembalikan secara sempurna tanpa dikurangi sedikitpun, dikembalikan dalam keadaan demikian bercampur dan berkumpul antara laki-laki dan perempuan. Dan tatkala Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam menceritakan hal itu kepada ‘Aisyah Radhiallaahu anha maka berkatalah ia: “Wahai Rasulullah antara laki-laki dan perempuan sebagian mereka melihat kepada sebagian yang lain?”, kemudian Rasulullah berkata:
اْلأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ.
“Perkara pada hari itu lebih keras dari pada sekedar sebagian mereka melihat kepada sebagian lainnya.” (Hadits shahih riwayat Al-Bukhari nomor 6027 dan Muslih nomor 2859 dari hadits ‘Aisyah Radhiallaahu anha ).
Pada hari itu laki-laki tidak akan tertarik kepada wanita dan sebaliknya, sampai seseorang itu lari dari bapak, ibu dan anak-anak mereka karena takut terhadap keputusan Allah pada hari itu. Sebagaimana firman Allah:
“Pada hari ketika manusia lari dari saudara-saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istrinya dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang sangat menyibukkan”. (Q.S. Abasa: 34-37).
Demikianlah peristiwa yang amat menakutkan yang akan terjadi di akhirat nanti, mudah-mudahan menjadikan kita semakin takut kepada Allah.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَمَّا بَعْدُ؛
Dari mimbar Jum’at ini kami sampaikan pula bahwasannya pada hari Akhir nanti matahari akan didekatkan di atas kepala-kepala sehingga bercucuran keringat mereka sehingga sebagian mereka akan tenggelam oleh keringat-keringat mereka sendiri, akan tetapi hal itu tergantung dari apa yang telah mereka perbuat di dunia.
Imam Muslim meriwayatkan dalam hadits yang shahih nomor 2864 dari hadits Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiallaahu anhu , berkata: Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، فَيَكُوْنُ النَّاُس عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ.
“Matahari akan didekatkan pada hari Kiamat kepada para makhluk sampai-sampai jarak matahari di atas kepala mereka hanya satu mil, maka manusia mengeluarkan keringat tergantung amalan-amalan mereka. Di antara mereka ada yang mengeluarkan keringat sampai mata kakinya dan ada yang sampai lututnya, ada juga yang sampai pinggangnya dan ada yang ditenggelamkan oleh keringat mereka.” Dan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam memberi isyarat dengan tangannya ke mulutnya.
Dan seandainya ada yang bertanya “bagaimana itu bisa terjadi sedangkan mereka berada pada tempat yang satu?” Maka Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullaah menjawab pertanyaan tersebut sebagai berikut: “Ada sebuah kaidah yang hendaknya kita berpegang kepada kaidah itu, yaitu bahwa perkara ghaib, wajib bagi kita untuk mengimaninya dan membenarkannya tanpa menanyakan bagaimananya, karena perkara tersebut berada diluar jangkauan akal-akal kita, kita tidak mampu mengetahui dan meng-gambarkannya.
Demikianlah sebagian peristiwa di hari Akhir dan masih banyak lagi peristiwa yang akan kita alami yang hal itu akan menggetarkan hati bagi orang-orang Mukmin dan menjadikan mereka semakin takut kepada Allah.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

pelatihan teknik MC

Contoh MC (PeMbawa Acara) Pada Peringatan Isra' dan Mi 'raj Nabi Muhammad Saw

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Al Mukarram bapak KH. Munir Abbas, rekan-rekan panitia kami hormati, kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati pula. Dengan suasana yang ceria ini teriring ucapan alhamdulillah, karen pada malam ini kita bisa hadir dan berkumpul dalam masjid ini dalam keadaan sehat tanpa ada halangan satu apapun. Mudah-mudahan pertemuan kita membawa sesuatu yang bermanfaat sebagai bekal di dunia maupun akhirat kelak
Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia. Kedua kalinya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kcpada Nabi besar Muhammad Saw, karena beliaulah yang tclah menunjukkan kita dari alam sesat menuju alam yang terang benderang yakni agama Islam dimana agama yang diridlai Allah Swt.
Selanjutnaya akan kami bacakan susunan rangkaian acara, yaitu sebagai berikut :
1. Pembukaan.(barusajakamibuka).
2. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
3. Sambutan-sambutan.
a. Prakata Panitia.
b. Sambutan Kepala Desa.
4. Ccramah Agama Islam. Istirahat
5. Do'a Bersama.
6. Pcnutup.
Memasuki acara berikutnya, yaitu pembacaan ayat-ayat Bi Al-Qur'an, dalam hal ini akan dibacakan oleh Ustadzah Siti Ghonimah, kepadanya dipersilahkan !

*PEMBACAAN AYAT-AYAT SUCI AL- QUR'AN*

Demikian alunan bacaan yang telah kita dengarkan dengan hikmat, mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran yang terkandudung di dalamnya. Dan terima kasih banyak kami sampaikan atas bacaan ayat-ayat tersebut.
Memasuki acara berikutnya, adalah sambutan-sambutan. Sambutan yang akan di sampaikan oleh prakata panitia, dalam hal ini akan disampaikan oleh saudara Nur Hanif, kepadanya dipersilahkan !

*PRAKATA PANITIA*

Terima kasih kami sampaikan kepada saudara Nur Hanif yang telah memberikan sambutan atas nama panitia pelaksana pada acara peringatan hari besar Islam yaitu Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad Menginjak acara selanjutnya adalah sambutan dari bapak
kepala Desa, yang terhormat bapak Muhammad Suhaimin kami persilahkan.

*SAMBUTAN KEPALA DESA*

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak kepala desa yang telah memberikan- sambutannya dengan begitu jelas, dan dengan menggunakan bahasa yang begitu halus. Melangkah acara yang kita tunggu tunggu, yaitu ceramah agama Islam yang akan disampaikan oleh bapak Drs. Suhamdi dari Bandung kepada beliau dipersilahkan dengan waktu yang secukupnya, silahkan bapak Drs. Suhamdi!

*CERAMAH AGAMA ISLAM *

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Drs. Suhamdi yang baru saja menjelaskan tentang Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw dengan begitu jelas. Menginjak acara selanjutnya. yaitu istirahat, dalam acara ini akan diadakan ramah-tamah, kami persilahkan panitia konsumsi untuk mempersiapkan hidangan kepada para undangan.

*ISTIRAHAT*

Kiranya sudah cukup acara istirahat, atas nama panitia minta maaf, bila ada dalam acara tersebut terdapat kekurangan. Menginjak acara berikutnya, adalah do' a yang langsung di pimpin oleh Ust. Shalihun, kepada beliau kami persilahkan!

*DO'ABERSAMA*

Semoga do'a yang kita patjatkan tadi diterima oleh Allah Swt, amiin. Menginjak acara yang terakhir, yaitu penutup. Bagi say a pribadi kurang lebihnya dalam memandu acara pada malam hari ini kurang lebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Billahi
TaufiqWal Hidayah.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.


Contoh MC (Pembawa Acara) Pada Peringatan Tanggal 1 Muharam

Assalamu' alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Bapak KH. Baidlawi yang kami hormati. Rekan dan panitia yang kami hormati. Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati. Dengan memuji syukur kita haturkan kehadirat Al­lah Swt, karena pada malam hari ini kita bisa berkumpul dalam acara yang diselenggarakan keluarga besar Lembaga Dakwah Mahasiswa UIN SGD Bandung, yaitu peringatan tanggan 1 Muharam. Mudah-mudahan pertemuan acara ini membawa maslahat fiddunya wal akhirat, amiin.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw, karena beliaulah yang telah berhasil merubah situasi dari zaman jahiliyah menuju situasi terang benderang yakni agama Islam, agama yang diridlai oleh Allah Swt. ' Agar acara pada malam hari ini tidak sampai berlarut malam, langsung saja kami bacakan susunan acara yang sudah tersusun, yaitu sebagai berikut:
1. Pembukaan (baru saja kami buka).
2. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
3. Sambutan-sambutan.
a. Prakata Panitia.
b. Sambutan Ketua LDM.
c. Sambutan Kepala Desa.
4. Ceramah Agama Islam.
5. Istirahat
6. Do'aBersama.
7. Penutup.
Demikian rangkaian acara yang akan berlangsung pada malam ini, sebelum acara lebih lanjut marilah kita bersama membaca basmalah, dengan maksud dan tujuan agar acara berlangsung dengan lancar tanpa ada halangan yang tidak kita inginkan. Menginjak acara yang kedua adalah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, dalam hal ini akan dibacakan oleh adik Khusnun Amri, kepada adik Khusnun dipersilahkan !

*PEMB ACAAN AYAT-AYAT SUCI AL QUR'AN*

Terima kasih kami sampaikan kepada adik Khusnun yang telah membacakan ayat-ayat Al-Qur' an tersebut, mudah-mudahan diterima Allah Swt, amiin. Melangkah acara berikutnya, yaitu sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama akan di sampaikan oleh panitia pelaksana, dalam hal ini akan disampaikan oleh saudara Muflihun Hasan, kepadanya dipersilahkan !

*PRAKATA PANtTIA*

Terima kasih kami sampaikan kepada saudara Muflihun yang telah memberikan sambutan atas nama panitia pelaksana. Kini menganjak acara selanjutnya adalah sambutan dari Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa, kepada saudara Arif kami persilahkan !

*SAMBUTAN KETUA LDM*

Terima kasih kami sampaikan kepada ketua LDM yang telah memberikan penjelasan tentang pentingnya pemuda hidup dalam berorganisasi, agar berbagai pengalaman hidup di masyarakat nanti betul-betul sudah membawa bekal. Menginjak acara berikutnya, yaitu sambutan yang terakhir

akan disampaikan oleh bapak Kepala Desa, kepada yang terhormat bapak H. Munir Abbas dipersilahkan !

*SAMBUTAN KEPALA DESA*

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak kepala desa yang telah memberikan motivasi kepada kawula muda untuk menggeluti pengalaman organisasi, agar hidup dimasyarakat tidak canggung, dan tidak minder dengan teman yang lain.
Dan tibanya acara yang kita tunggu-tunggu yaitu ceramah agama Islam yang akan disampaikan oleh yang terhormat bapak KH. Baidlawi kami persilahkan !

*CERAMAH AGAMA ISLAM *

Terimakasih kami sam[paikan kepada Bapak KH. Baidawi yang telah memaparkan tentang peranan pemuda muslim di zaman era globalisasi ini. Mudah-mudahan yang disampaikan tadi membawa kemanfaatan :yang banyak sekali kepada kita semua, sehingga kita bisa menempatkan diri hidup di zaman yang serba maju ini, dengan memilihi aqidah Islam yang kuat.
Acara selanjutnya, yaitu istirahat, dalam istirahat ini akan diadakan makan bersama, oleh karena itu kepada petugas konsumsi agar mempersiapkan hidangan kepada para undangan

*ISTIRAHAT*

Saya kira sudah cukup acara istirahat, dan kini kita ikuti acara berikutnya, yaitu berdo'a bersama yang akan dipimpin langsung oleh Ust. Abd. Fatah, kepada beliau kami persilahkan!

*DO'A BERSAMA*

Do'a bersama sudah kita ikuti bersama, mudah-mudahan diterima oleh Allah Swt, amiin.
Dengan ucapan hamdalah “Alhamdulillah” acara pada malam ini selesai tanpa ada halangan suatu apapun. Bagi kami pribadi bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati sudilah kiranya para hadirin untuk memaafkan. Fastabiqul Khairat
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sealamat berlatih, tidak ada orang yang berbakat dan tidak berbakat yang ada adalah orang yang terlatih dan tidak berlatih,maka teruslah berlatih

Everything Needs Process!
You Can if You Think You Can

Kamis, 21 Mei 2009

LUCU YA...

Lucu Ya..
>>..Lucu YA, Begitu cepatnya kita membuka SMS yang masuk
Tapi anehnya, kita cuek dan acuh ketika panggilan azan berkumandang
…>Lucu Ya, uang Rp.20.000,- tampak begitu berharga ketika kita berhadapan dengan kontak infaq
Tetapi, begitu kecilnya jika di bawa ke supermarket.

<<>,.Lucu Ya..,45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir ,
Tetapi begitu singkat sebuah pertandingan sepak bola.

Lucu Ya. Begitu mudahnya kita bangun malam untuk pertandingan sepakbola
Tetapi begitu beratnya kita bangun untuk beberapa rakaat shalat malam.

Lucu Ya>, betapa lamanya 2 jam berada di masjid,
Tetapi betapa cepatnya waktu berlalu ketika kita menikmati pemutaran film di bioskop.

Lucu Ya, begitu cepatnya kaki kita pegal duduk bersimpuh di hadapan Allah,
Tetapi kita kuat berdiri berjam-jam di hadapan sebuah konser.

>Lucu Ya, Begitu susahnya kita merangkai kata untuk dinpanjatkan pada sang Maha Kuasa, Tetapi
Betapa mudahnya kita mencari bahan obrolan ketika bertemu teman lama.

Lucu Ya,,,,--betapa susahnya kit a membaca Al-Quran (1) satu juz
Tapi Novel Best seller 200 halaman habis kita lalap dalam sekejap.

>>>,,Lucu Ya, kita berebut duduk paling depan ketika nonton pertunjukan atat pertandingan,
Tetapi kita berebut cari shaf paling belakang ketika jum’atan agar bisa cepat keluar.

..>>//.Lucu Ya,,betapa susahnya kita berpartisipasi dalam berdakwah,,,
Tetapi begitu mudahnya kita terlibat dalam penyebaran gosip//

--Lucu Ya, begitu mudahnya kita percaya pada apa yang dikatan Koran,
Tetapi sering kita meragukan dan mempertanyakan apa yang dikatakan Al-Quran.

****Lucu Ya, Betapa mudahnya kita mengirimkan ratusan SMS, e-mail,,,
tetapi harus berfikir dua kali untuk mengirimkan pesan-pesan dakwah…;;

####Lucu Ya, betapa seringnya kita mengeluh atas karunia dan nikmat Allah,
Tetapi kita tidak menyadari Rezeki yang kita terima jaaaauuu..h lebih banyak dari rezeki yang kita minta….
By: //KsN>.BPM.

Rabu, 13 Mei 2009

KETIKA TUHAN BERGEMBIRA

Ketika Tuhan Gembira


Wahai manusia, semoga engkau bertaubat atas masa lalumu
Jadilah orang yang baik untuk sisa harimu demi kontrakan kamarmu
Perhatikan firman yang telah diturunkan oleh Allah
Jikalau engkau berhenti (bertaubat) niscaya engkau kan diampuni-Nya

"Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah" (QS.ِAli `Imran:135)


###

Kenapa engkau harus bertaubat?
Allah Swt telah memerintahkan kita dan memerintahkan setiap mukmin yang sedang bersamamu. Allah telah berfirman:

" Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya engkau beruntung". (QS.An-Nur:31)

Maka jikalau bagi seorang mukmin bertaubat semata untuk mengharap kemenangan, lantas bagaimana dengan mereka yang masih suka bermaksiat dan tidak meyakini akan hal itu?!
Amal perbuatanmu akan ditimbang dan ditunjukkan di hadapanmu ketika tiba hari perhitungan. Dan akan diletakkan kebaikanmu di sebelah kanan timbangan dan kejelakanmu di sebelah kiri timbangan. Saat itu tidak ada lagi yang bisa menambahkan beban kebaikanmu kecuali hanya dengan taubat nasuhamu selama di dunia dan dialah yang bisa menghapus semua kejelekanmu sehingga amal kebaikanmu akan bertambah berat dan akhirnya engkaulah yang akan menjadi pemenangnya.
Karena orang yang bertaubat akan menjadi kekasih Sang Maha Pengasih, orang yang bertaubat atas segala dosanya akan seperti anak bayi yang bersih tiada ada dosa. Mereka yang masih suka bermaksiat jikalau ingat akan dosa-dosanya kemudian bersegera bertaubat maka Allah akan melupakan segala dosanya yang telah lalu.
Karena hak-hak Allah terhadap hamba-Nya adalah lebih besar untuk dipenuhi oleh sang hamba. Nikmat-Nya sungguh amatlah besar bahkan tak dapat dihitung oleh alat manapun oleh karena itu wajib kita syukuri. Oleh karena itu seorang hamba yang beriman ia akan terus menerus memohon ampunan kepada-Nya.
Karena Allah mencintai orang-orang yang selalu bertaubat serta orang-orang yang menjaga kesucian jiwanya.
Karena iblis dan sekutunya, tidak akan pernah berhenti untuk selalu menggoda kita selama kita masih hidup di dunia. Maka Allah Swt selalu memberikan petunjuk kepada kita semua dengan selalu membuka pintu taubat bagi hamba-Nya untuk kembali kepada-Nya dengan tidak mengulangi kesalahanya.
Engkau bertaubat berarti engkau membuat Tuhanmu merasa gembira, malaikat gembira, dan sebaliknya syaitan akan menjadi benci padamu. Ini berarti, engkau telah membahagiakan teman-temanmu dan membuat sedih musuhmu. Sehingga dengan itu lembaran dosa yang engkau perbuat akan terhapuskan dan Allah Swt akan mengangkat derajatmu.
Engkau bertaubat berarti menuai kebaikan dan melenyapkan kegelisahan, melapangkan rizki, memudahkan perkara yang sulit, menghalalkan yang barakah, dan menghembuskan ketenangan pada jiwa.
Karena Tuhanmu telah berfirman:
" Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzhalim". (QS. Al-Hujuraat:11)

Maka dari sini, manusia akan terbagi menjadi dua golongan: Golongan yang bertaubat dan golongan yang dzhalim. Apakah kita termasuk golongan pertama atau kedua, andalah yang lebih tahu daripada saya??

Syarat-syarat taubat:

1. Meninggalkan perbuatan dosa
Meninggalkan perbuatan dosa adalah syarat pertama dari taubat yang akan diterima. Lalu, apa artinya taubat seseorang yang sering mabuk kemudian bertaubat kepada Allah Swt, tapi di tanganya masih penuh dengan botol minuman keras?! Atau orang yang dalam hatinya sudah berniat untuk tidak berbohong sementara ucapanya masih mendekati perkataan-perkataan dusta?! Atau orang yang menuduh para pejabat negara bahwa ia telah menyimpang dari ajaran Allah sementara ia sendiri masih meminta padanya perlindungan!!

Mohon ampunlah engkau pada Allah, bagaimana (bisa) orang yang mohon ampun pada Allah
Dari sebuah kalimat kemudian tiba-tiba mengingkari arti dari taubat tersebut
Bagaimana engkau ingin do`amu terkabulkan sementara jalannya doa
Telah engkau tutup dengan dosa-dosamu terhadap-Nya

Adapun orang mukmin akan menghapus dosanya dengan bertaubat, kembali pada Allah Swt dengan penuh penyeselan dan tidak akan mengulanginya kembali.

Renungan!!!
Apakah orang yang bertaubat akan bisa menghapus segala dosanya dan tidak akan pernah kembali untuk mengulanginya lagi?! Tidak, sekali lagi tidak!!
Dalam sebuah hadis Rasulullah Saw. bersabda:
"Tidak ada seorang hamba mukmin yang tidak berdosa, yang membiasakannya (dirinya terhadap dosa) dari masa ke masa atau dosa itu selalu berada padanya yang tidak terpisahkan sampai dipisahkan ia dari dunia. Sesungguhnya orang mukmin itu diciptakan dalam keadaan cakap dalam berbagai hal, sering bertaubat dan sering lupa maka jikalau diingatkan maka ia akan menyadarinya”

Saudarakku yang sedang bertaubat.. renungkanlah hadist Rasullah Swa berulang-ulang..!!
Renungkan keadaan seorang hamba yang mukmin itu!! Benar..Orang mukmin sebagaimana di setiap kedermawanan terdapat ketergelinciran begitu juga orang mukmin mempunyai sebuah celah kelemahan yang mana syaitan sangat pandai memanfaatkan kesempatan itu untuk mengganggunya. Tetapi itu hanya sebuah peringatan bukanlah keputusan akhir dari suatu permasalahan. Maka di peringatan tersebut dan nasehat yang lurus, ia akan segera menyadari dan menyesal atas perbuatanya kemudian bertaubat sehingga kesalahan itu tidak akan bertambah besar.

Rem Pengaman
Ingatlah: Janganlah engkau memberikan jalan untuk bermaksiat, dan berbangga diri atas kesalahan yang telah engkau perbuat sehingga tidak mau menerima nasehat Dan janganlah engkau berbuat dosa dengan merasa gembira yang akhirnya engkau akan masuk neraka selama-lamanya
Ingatlah: Jauhilah kemaksiatan, hidarilah orang-orang yang melakukan kemaksiatan dan tempat-tempat maksiat serta setiap apa yang berkenaan dengan maksiat.
Ingatlah: hanya karena kenikmatan sesaat, engaku melupakan akibat perbuatan tersebut tetapi di hadapan Allah engkau menjadi hina. Apakah engkau mengetahui firman Allah Swt
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka selalu ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya" (QS. Al-`Araf: 201)
Ingatlah: Sebelum Iblis mengangkat bendera kemenangan di atas kepala manusia, maka bertaubatlah sebelum ajal menjemputmu.

Bertaubatlah sebelum malaikat mencatat amal perbuatanmu!!!
Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya pemilik kiri (Malaikat pencatat kejelekan) akan mengangkat penanya enam jam setelah seorang hamba muslim melakukan kesalahan, jikalau ia menyesal dan memohon ampun pada Allah atas kesalahannya itu maka tidak akan ditulisnya tetapi jikalau tidak (menyesal atau mohon ampun) maka ditulislah satu kesalahan" (HR. Thabrani)

Betapa ini adalah penghormatan
"Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-Ma'idah: 74)

Renungan
Maimun bin Mahran berkata: "Dzikir itu ada dua macam: Dzikir kepada Allah dengan tulus dan yang paling utama dari itu adalah engkau berdzikir (ingat) ketika engkau hampir terjerumus dalam kemaksiatan"

Saudaraku yang sedang bertaubat..!
Tingkat Keimanan seseorang diukur dari ketaakwaanya kepada Allah Swt. Iman seseorang bertambah kuat maka cobaan yang diberikan Allah Swt setara dengan keimananya. Ketika iman seseorang itu melemah maka seorang hamba akan semakin lupa pada dosanya sebelum keluar dari tempat maksiat sehingga dosa semakin bertambah tanpa ia sadari.
Muhammad bin Sirin diingatkan oleh dosanya selama empat puluh tahun. Rahmatullah berkata: "Aku tertimpa hutang" Maka Ibnu Sirin mengomentari: "Aku telah tertimpa dosa yang telah aku lakukan selama empat puluh tahun, wahai laki-laki engkau sungguh muflis (bangkrut)"
Mahkul diingatkan oleh dosanya selama setahun dan berkata: "Aku telah melihat seorang laki-laki sedang sujud dan menangis" dan aku katakan dia "Sesungguhnya dia melakukan itu dengan riya`" maka setelah itu aku tidak bisa menangis karena takut pada Allah selama setahun"
Fudhail diingatkan oleh dosanya selama lima bulan beliau mengatakan: "Aku tidak bisa bangun malam selama lima bulan karena dosa yang telah aku perbuat"
Seorang mukmin yang taat akan selalu mengevaluasi diri setiap saat dan setiap waktu, seberapa jauh perbuatan yang sudah ia lalui untuk dijadikan cerminan dan pelajaran dalam menghadapi perbuatan yang akan datang dengan sebaik-baiknya.

Pemberian di balik ujian
Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya seorang laki-laki diharamkan (ditahan) rizkinya karena dosa yang telah dia perbuat" (HR. Ahmad)

Pada dasarnya, cobaan yang diberikan oleh Allah Swt untuk menguji seorang muslim, sejauh mana ia bersabar dalam menghadapi cobaan, ia akan diuji dengan rasa kelaparan, ketakutan, kehilangan harta benda. Maka berilah khabar gembira kepada orang-orang yang bersabar ia akan mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah Swt. Sungguh Allah Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-Nya!! Ketika kita hampir tersesat kedalam dosa kemaksiatan, Allah menegur kita. Menahan rizki!! Semua itu hanyalah nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya untuk menyadari kita dari kelalaian. Keyakinan kita terhadap ketentuan Allah Swt dan ditimpakan sebuah ujian akibat dosa yang telah kita perbuat Dan tidaklah akan diburu seekor burung dan tidak dipotong sebatang pohon kecuali karena mereka meninggalkan tasbih kepada-Nya dan tidaklah hapalan surat Al-Qur'an menjadi lupa kecuali karena kemaksiatan yang kita lakukan. Allah Swt berfirman:
"Dan apa saja musibah yang menimpa engkau maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)". (QS. Asy-Syuraa: 30)

Berhatilah-hatilah akan permulaan timbulnya dosa
Setiap perbuatan yang mengarahkan kepada kemaksiatan akan mengakibatkan dapat yang buruk. Sebelum itu terjadi maka cegahlah kemaksiat tersebut. Apakah anda ingin mengetahui, suatu pekara yang dapat mencegah dari kemaksiatn:


Jikalau engkau tahu, bahwa dalam dirimu tak dapat menahan kesabaran dalam perbuatan maksiat, maka tinggalkanlah dan jauhkanlah dari tempat-tempat dan hal-hal yang mengarahkanmu untuk bermaksiat
Jikalau engkau tahu, bahwa dalam dirimu ada hak anggota tubuh yang harus engkau penuhi, misalnya: engkau tak memenuhi hak matamu untuk beristirahat, akibat engkau terlalu lelah dalam bekerja, sehingga engkau melupakan kewajibanmu dalam menunaikan ibadah sholat, maka pekerjaanmu merupakan kemaksiatan kepada Allah Swt.
Jikalau engkau bergaul bersama orang-orang yang selalu melakukan kemaksiatan, sehingga engkau terpengaruh olehnya, maka hubungan sosialmu merupakan kemaksiatan.
Ibrahim bin Adham telah memberi wasiat kepada orang yang hendak bertaubat, dia berkata: "Barangsiapa hendak bertaubat maka keluarlah dari tempat kemaksiatan, tinggalkan pergaulan dengan orang-orang yang selalu mengarahkan kepada kemaksiatan, seandainya engkau tidak meninggalkan tiga point tersebut, niscaya engkau akan selalu melakukan kemaksiatan.

Mutiara hikmah:
Zaidah, saudara perempuan dari Basyar bin Harist telah berkata: "Seberat-beratnya sesuatu pada seorang hamba adalah dosa, dan yang paling ringan adalah taubat. Kenapa seorang hamba malah lebih condong pada yang paling berat daripada yang paling ringan"

2. Penyesalan

Timbulnya penyesalan
Menyesallah, karena dengan kemaksiatan, engkau telah menghancurkan apa yang ada dalam dirimu, yaitu menurunkan ketakwaanmu pada Allah Swt
Menyesallah, karena dengan kemaksiatan, engkau telah menggantikan persahabatanmu dengan para malaikat melainkan persahabatanmu dengan syaitan, dan berkumpulah bersama para nabi di surga yang penuh rahmat dan keridoan-Nya niscaya engkau taakan bersama para syaitan di neraka yang penuh dengan kemurkan-Nya
Menyesallah, karena dengan kemaksiatan, engkau telah menghilangkan semua waktumu dengan sia-sia. Sungguh sangat disayangkan!!!. Waktu yang engkau gunakan hanya penuh dengan kemaksiatan. Allah telah berfirman:
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya" (QS. Al-`Ankabuut: 40)
Menyesallah, karena dengan kemaksiatan, engkau telah membawa dirimu pada su`ul khatimah (kematian yang tercela). Akibat perbuatan yang ia lakukan

Tanda penyesalan
Jikalau seorang hamba telah bertaubat maka penyesalan itu akan tumbuh dalam hatinya sehingga air matanya akan menangis dengan penuh penyesalan karena takut pada Allah Swt. Rasulullah Saw. telah bersabda:
"Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka, (yaitu) Mata yang (dipakai) menangis karena takut pada Allah, dan Mata yang (dipakai) tidak tidur untuk menjaga di jalan Allah" (HR. Tirmidzi)

Ibnu Umar ra. juga memberi kabar gembira pada mereka yang mau menangis karena takut pada Allah, dia berkata: "Aku lebih mencintai untuk mengalirkan air mataku ini karena takut kepada Allah dari pada bersedekah dengan seribu dinar"
Maka dari itu orang yang menyesal akan menangis. Dan orang yang menangis telah mendapat kabar gembira dari Rasulullah Saw.. Dalam hal ini Muhammad bin Al-Munkadar di saat menangis karena Allah, ia mengusap air matanya yang membasahi pipi sampai jenggotnya sambil berkata: "Aku telah mendengar kalau api neraka tidak akan membakar tempat yang dilalui oleh air mata ini"
Barangsiapa yang tidak bisa menangis maka paksalah air mata itu untuk meratapi segala dosamu sebagaimana yang telah dikatakan oleh Abu Bakar As Siddiq ra: "Barangsiapa yang bisa menangis maka menangislah, dan barangsiapa yang tidak bisa menangis maka paksalah air matamu untuk menangis kepada Allah Swt"

Saudaraku yang sedang bertaubat, jikalau orang yang berakal tidak menangis karena masa lalunya yang kelam kemudian tidak berusaha untuk menjadikan waktu yang tersisa untuk ketaatan pada Allah maka pantaslah baginya untuk bersedih sampai mati. Lalu bagaimana orang yang menghadapi sisa hidupnya seperti apa yang telah ia lewati dalam kemaksiatannya?!

Saudaraku bermunajatlah di tengah malam dan renungkanlah dosa apa yang telah engkau perbuat:

Wahai Tuhanku, dosa-dosaku hari ini telah bertambah banyak
Aku tidak mampu membendung dan menghitungnya
Aku tidaklah kuat menahan siksaan-Mu
Dan aku juga tidak mampu bersabar dan menerima cambukannya
Lihatlah wahai Tuhanku, terhadap kelemahan dan kemiskinanku
Maka janganlah sentuh diriku dengan panasnya api neraka esok hari

Renungkanlah !!!
Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzny berkata: "Seorang laki-laki keluar untuk mengerjakan sholat berjamaah kemudian ia tertinggal untuk sholat berjamaah. Maka jikalau ia bersedih akan hal itu niscaya Allah akan memberinya pahala berjamaah"

3. Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi
Bertekadlah engkau untuk tidak mengulanginya kemaksiatan. Jadilah seorang yang selalu menepati janji, dan jikalau engkau sudah berniat maka luruskan niatmu dan jikalau engkau sudah bertekad maka bertawakkallah pada Allah Swt.

Tekad laki-laki sejati
Pada suatu hari Malik bin Dinar melewati sebuah pasar. Ia melihat seorang penjual buah-buahan dan ketika itu ia ingin membeli buah-buah tersebut. Tapi sayang, ia tidak mempunyai uang untuk membeli buah tin tersebut. Kemudian Malik meminta pada penjual buah tin tersebut agar pembayaran buah tin itu ditangguhkan di kemudian hari, akan tetapi sang penjual buah tin tersebut menolaknya. Kemudian Malik meminta penjual tin tersebut agar mau menerima sepatunya, untuk ditukarkan dengan buah tin tersebut, sang penjual buah tin itu menolak tawarannya lagi. Maka pergilah Malik dengan perasaan sedih meninggalkan sang penjual buah tin tersebut. Dan orang-orang yang melihat kejadian itu menemui sang penjual buah tin tersebut serta mengabarkan padanya kalau pembelinya tadi sangatlah ingin untuk makan buah tin tersebut. Maka penjual buah tin tadi mengutus budaknya untuk mengantarkan segerobak buah tin kepada Malik, penjual tersebut berkata kepada budaknya: "Jika Malik bin Dinar mau menerimanya pemberianya engkau akan aku merdekakan karena Allah."

Bergegaslah budak tadi menuju ke rumah Malik bin Dinar dengan penuh semangat yang tertanam dalam hatinya untuk mendapatkan kebebasan dari majikannya. Ketika budak menemui Malik bin Dinar, berkatalah Malik padanya: "Pergilah pada tuanmu dan katakan padanya bahwa Malik bin Dinar tidak akan memakan buah tin karena keyakinanya dan Malik bin Dinar telah mengharamkan dirinya untuk tidak memakan buah tin sampai hari kiamat" maka berkatalah sang budak pada Malik: "Wahai tuan, ambillah buah tin ini sesungguhnya di dalamnya terdapat kebebasanku" Lalu Malik menjawab: "Jikalau di dalam buah tin ini ada kebebasanmu maka di dalamnya terdapat perbudakanku"

Dalam kisah diatas, Malik bin Dinar melihat bahwa syahwat perutnya telah mengalahkan dan menghinakannya maka ia melatih dirinya dengan tidak memakan buah tin tersebut.

Tekad yang kuat dapat mengalahkan baja
Salmah bin Dinar mendapatkan suatu pelajaran yang berarti. Suatu hari ia lewat di antara penjual daging lalu berkatalah para penjual daging itu: "Daging ini segar tuan, belilah!" Salmah berkata: "Aku tidak mempunyai uang" para penjual daging berkata: "Baiklah kalau begitu engkau bisa tangguhkan pembayarannya " Salmah berkata: "kalau seandainya aku tangguhkan pembayaranku maka aku telah menangguhkan nafsuhku"

Kisah ini juga dialami oleh Ibrahim bin Adham ketika orang-orang mengadu padanya: "Harga daging sekarang mahal" maka berkatalah Ibrahim: " Itu berarti keringanan bagi kalian (janganlah kalian beli)"

Saudaraku apakah engkau tidak mendengar ketika Abu Hajzm Salmah bin Dinar berkata: "Di saat hati kecilmu membenarkan maka diampunilah (dosa) yang besar, jika seorang hamba sudah bertekad untuk meninggalkan dosa maka akan datang padanya kemenangan"

Sangat disayangkan, seorang hamba yang takut untuk meninggalkan kemaksiatan, putus asa, tidak ada kekuatan untuk melawanya kecuali yang selalu ia lakukan hanyalah perbuatan dosa tidak ada perbuatan kecuali hanya untuk berbuat kesalahan.

Ketahuilah siapa yang dipermainkan oleh hawa nafsunya tanpa ia sadari akan akibatnya
Dalam kesesatan ia bersemangat tetapi dalam petunjuk ia nggan mengikuti
Ku pengaruhi dia dengan taubat maka ia berkata "tidak"
Dan jika ku katakan padanya "ini ada fitnah" maka ia berkata:"di mana dia?"

Renungkanlah!!!!
Fudhail bin Iyadl berkata pada para mujahidin ketika mereka bersiap-siap untuk berangkat perang: "Hendaklah kalian bertaubat, karena taubat itu bisa mengalahkan apa yang tidak bisa dikalahkan oleh pedang"

Seberapa jauh kualitas taubatmu!!!!
Perbedaan antara zikir dan taubat adalah zikir itu berbentuk perkataan sedangkan taubat berbentuk perbuatan. Sedangkan zikir dapat diucapkan oleh orang mukmin dan munafik sedangkan taubat hanya orang mukmin yang bisa melakukannya dengan baik. Zikir merupakan suatu bentuk perenungan kembalinya seorang hamba terhadap Tuhan-Nya sedangkan taubat merupakan perbaikan antara hubungan seorang hamba dan Tuhan-Nya.
Allah Swt berfirman:
“ Dan (dia berkata):"Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu tobatlah kepada-Nya", (QS.Huud: 52)

Setiap orang yang bertaubat tidak akan berbuat kejelekan setelah ia mengetahuinya dan tidak akan berbuat kemaksiatan setelah ia mengetahui akibat perbuatannya seandainya hal itu masih tetap ia lakukan maka makna taubatnya hilang. Sementara para salafus sholihin jikalau tertinggal melakukan amalan fardu karena sebab tertentu maka mereka akan sangat sedih dan mengganti amalan fardhunya itu dengan amalan sunnah yang lain sebagaimana contoh di bawah ini:
· Suatu hari Umar bin Khattab ra. Berkerja terlalu lelah di kebunnya, ia tertinggal sholat berjamaah maka setelah itu semua hasil kebunnya ia sedekehkan.
· Putra Umar –Abdullah bin Umar .ra.- juga melakukan hal sama seperti ayahnya, suatu hari dia tertinggal sholat berjamaah maka setelah itu ia sholat sunnah sebanyak-banyaknya sehingga bisa mengimbangi pahala sholat berjamaah.

Maka salah satu tanda diterimanya taubat adalah jikalau perbuatanmu setelah bertaubat lebih baik dari sebelumnya, maka taubatmu diterima. Oleh karena itu hendaklah engkau memperbanyak amal kebaikannmu agar bisa menutupi semua kesalahanmu yang telah lalu. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Umar dan anaknya karena tergelincir pada keghoiban terhadap amalan fardhu, mereka berdua akhirnya memperbanyak amalan sunnah dengan harapan kesalahannya yang telah lewat tersebut bisa ditutupi oleh amalan sunnahnya.

Allah berfirman:
"Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (QS. Huud: 114)
Begitu juga Rasulullah saw. telah memberi kabar gembira akan hal ini
"Dan ikutilah amal kejelekan dengan amal kebaikan (niscaya amal kebaikan itu) akan menghapus amal kejelekan" (HR. Tirmidzi)

Ahmad bin Ashim Al-Anthoki berkata: "Perbaikilah sisa waktu mu dengan kebaikan maka engkau akan diampuni segala perbuatan jelekmu yang lalu"

Taubat Nasuha?!
Apakah taubat nasuha itu?
Umar bin Khattab ra. berkata: "Taubat nasuha adalah bertaubat terhadap perbuatan dosa kemudian tidak mengulanginya lagi sebagaimana air susu tidak akan kembali ke tempat asalnya.
Hasan Bisri berkata: "Taubat nasuha adalah penyesalan terhadap perbuatan yang telahlalu. Dan tidak akan mengulanginya perbuatan tersebut"
Al Kalibi berkata: "Taubat nasuha adalah beristigfar dengan lesan dan menyesal dengan hati serta tidak mengerjakannya lagi dengan badan"
Sa`id bin Musib berkata: "Taubat nasuha adalah terdapat empat perkara: Beristighfar dengan lesan, meninggalkannya dengan badan, berniat untuk tidak mengulanginya lagi dengan hati, dan meninggalkan persahabatan yang buruk (yang membawa ke perbuatan dosa lagi)"

Renungan!!!
Yahya bin Mu`ad telah menasehati kita: "Kemaksiatan setelah taubat lebih buruk tujuh puluh kali dari dosa sebelumnya"

Tertutupnya Pintu Taubat
Allah Swt akan menutup pintu taubat, ketika:
1. Terbitnya matahari dari barat
Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya taubat itu memiliki pintu yang jikalau dibuka lebarnya antara barat dan timur, ia tidak akan ditutup sampai terbitnya matahari dari barat" (HR. Thabrani)

Matahari terbit dari barat adalah salah satu alamat besar sebelum datangnya hari kiamat, yaitu hari yang telah dijanjikan Allah. dalam Al-Qur'an disebutkan:
"Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya" (QS. Al-An`am: 158)

2. Ketika Ajal Menjemputmu
Nabi Saw telah bersabda:
"Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum nyawa sampai di tenggorokan" (HR. Ahmad)

Karena pada saat itu manusia melihat malaikat pencabut nyawa, maka baginya hanya percaya atau tidak. Dan saat seperti itu taubat tidaklah berguna lagi.

Ibnu Umar berkata: "Taubat masih terbentang lebar sebelum turun kepadanya malaikat maut"

Yang bisa dijadikan penolong buat mereka yang bertaubat
1. Pendek angan angan
Berbuatlah untuk akheratmu seakan-akan engkau akan mati besok, seperti itulah yang telah diwasiatkan Rasulullah saw. padamu.

Saudaraku....wahai orang-orang yang menunda taubatnya dan bersantai-santai dengan tidurnya! Seandainya malaikat maut datang kepadamu sementara engkau masih belum bertaubat?! Apakah engkau telah bertransaksi dengan malaikat maut yang menjaminmu untuk tidak datang dengan tiba-tiba?! Apakah engkau tahu pekara ghoib, tentang waktu kematianmu? Atau barangkali engkau telah membuat janji dengan Yang Maha Pengasih agar tidak dicabut nyawamu sebelum engkau bertaubat?!!

Wahai saudaraku yang sedang taubat..!! Herhati-hatilah terhadap penundaan karena hal itu adalah cara orang yang muflis (merugi) dan itu merupakan ciri-ciri mereka yang bermalas-malasan.
Allah Swt berfirman:
"Syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka". (QS. Muhammad: 25)
Hasan berkata tentang tafsir ayat di atas: "Syaitan menghiasai kesalahannya dan memanjangkan angan-angan"

Allah berfirman:
"Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus menerus". (QS. Al-Qiyamah: 5)
Ibnu Abbas berkata akan tafsir di atas: "manusia tersebut mendahulukan untuk berbuat dosa dan mengakhirkan untuk taubat"

Allah berfirman:
"Dan sesungguhnya mereka telah mengingkari Allah sebelum itu; dan mereka menduga-duga tentang yang ghaib dari tempat yang jauh". (QS. Saba': 53)
Ikrimah berkata akan tafsir ayat di atas: "Jika dikatakan pada mereka, bertaubatlah! Mereka menjawab: Ya saya akan"

Orang yang suka menunda-nunda waktu taubatnya seperti seseorang yang akan mencabut sebuah pohon pada waktu tertentu dia berkata: "Ah, besok saja" kemudain datang waktu yang lain dan ia berkata : "Ah, besok saja" Dia tidak tahu kalau semakin bertambah hari akar pohon itu akan semakin menancap kuat di dalam tanah dan akan sulit untuk dicabut.

2. Bergaul dengan mereka yang bertaubat.
Umar bin Khattab telah berwasiat: "Bergaullah dengan orang-orang yang suka bertaubat karena mereka lebih lembut hatinya"

Saudaraku..mendekatlah bersama orang-orang yang takut kepada Allah Swt sampai hatimu menjadi ikut lembut dan salah seorang dari mereka ada yang ikhlas untuk mendo`akanmu. Ali bin Abdurrahim telah berkata: "Pintu hatiku telah terketuk mendengar perkataan As-Sirry bin Mughlis, suatu hari aku mendengarkan dia berdoa pada Allah dengan mengucapkan: Ya Allah siapa saja yang menyibukkanku untuk menjauh dari-Mu maka sibukkanlah ia dengan-Mu sehingga ia jauh dariku. Maka karena barakah doanya aku bisa pergi haji dari Halbi dengan berjalan kaki selama empat puluh hari"

Renungkanlah!!!
Ibnu Athoillah Al-Iskandary telah berkata: "Barangkali aku telah menyusahkanmu sehingga aku melihat kebaikanmu, sebelum ini aku telah berteman dengan orang yang lebih buruk darimu"

3. Melihat kenikmatan dan kekurangan
Betapa banyak nikmat yang diberikan Allah terhadap hamba-Nya! Dan betapa kurangnya kita untuk mensyukurinya!! Walaupun demikian Allah masih memberikan nikmat itu pada kita!! Dan berapa sering kita bermaksiat pada Sang Pemberi nikmat walaupun demikian Ia tidak menahan nikmat-Nya pada kita. Renungkanlah arti semua in!!. Sesungguhnya cara yang paling membantu orang yang mau bertaubat adalah dengan memiliki rasa malu terhadap Allah Swt. Semua ini jelas terlihat pada makna dari sayyidu istigfar yang artinya sebagai berikut:


"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, Yang telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu dan aku berada pada sumpah-Mu dan janji-Mu atas apa yang aku mampukan, aku berlindung pada-Mu dari kejelekan yang aku perbuat, aku kembali kepada-Mu dengan segala nikmat-Mu padaku. Aku telah mengakui segala dosa-dosaku. Maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali hanya Engkau"


4. Mengetahui saat pengampunan Allah
Saudaraku yang sedang taubat..!
Kenalilah dengan siapa engkau bergaul. Engkau bergaul dengan meraka yang berkata seperti dalam firman Allah:

"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika engkau bersyukur dan beriman Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui". (QS.An-Nisa`:147)

ayat diatas merupakan ciri-ciri orang yang bertaubat, jika engkau tidak pernah berbuat dosa maka engkau tidak akan tahu sifat tersebut dalam Al-Qur'an. Adakah orang yang bertaubat tanpa dosa?! Ketahuilah bahwa sebesar-besarnya dosa bagi Allah adalah lepas dari ampunan-Nya dan jauh dari rahmat-Nya.

Sebaik-baiknya perkataan adalah perkataan seorang hamba: " Ya Tuhanku aku telah berdosa".."Ya Tuhanku aku telah bersalah"..sehingga akan datang jawaban dengan segera dari Tuhan Yang Maha Menerima Taubat: "Wahai hamba-Ku Aku telah mengampunimu..wahai hamba-Ku telah ku hapuskan segala kesalahanmu"

Kesimpulan
Perbaharuilah taubatmu setiap malam sebelum engkau tidur dan renungkanlah perbuatanmu. Bisa jadi tidurmu adalah tidur terakhir bagimu
Kembalikanlah hak-hak orang yang telah engkau ambil karena ini adalah penyempurna dari taubatmu
Barangsiapa yang membiasakan dirinya beristigfar maka Allah menjadikan semua kesulitan menjadi kemudahan, menjadikan semua kegelisahan menjadi kesenangan dan memeberimu rizki dari arah yang tidak di duga-duga
Mohon ampunlah pada Allah setiap hari sebanyak seratus kali, seringan-ringannya kalimat memohon ampun adalah Astagfirulallah al-Azdim
Perbaikilah kejelekanmu dengan kebaikanmu sehingga kebaikanmu akan menghapus segala kejelakanmu, hapuslah perbuatan dengan perbuatan, ketahuilah salah satu tanda diterimanya taubat adalah: Jika setelah taubat menjadi lebih baik dari sebelumnya
Dan diantara tanda-tanda orang yang taubat adalah: hatinya menjadi lembut, deras air matanya, suka meminta nasehat pada orang lain, mendekati majlis dzikir, terlepas dari nikmat duniawi dan merenungi akherat.
Jauhilah persahabatan dengan orang yang selalu berbuat kejelekan, jikalau engkau tidak bisa bergaul dengan penjual minyak wangi maka janganlah meminta kawan yang berakhlak jelek untuk jadi teman karena ia kan menghembuskan asap dan api yang bisa membakarmu atau bajumu akan menjadi bau tidak sedap ingatlah "Seseorang itu berada pada agama temannya maka lihatlah salah seorang di antara engkau siapa yang dijadikan teman"
Janganlah engkau lupa untuk membaca sayidul istighfar di pagi dan sore hari
Berusahalah untuk meningkatkan keinginanmu dan membangun semangatmu yaitu dengan mejadikan berbeda dengan kebiasaanmu, tidurlah di saat engkau bangun dan bangunlah di saat engkau tidur, makanlah disaat engkau lapar dan puasalah di saat engkau kenyang