Minggu, 04 Desember 2011

ASAL-USUL DAN KEUTAMAAN PUASA 'ASURA (10 MUHARRAM)

KEUTAMAAN PUASA 'ASURA (10 MUHARRAM) KEUTAMAAN PUASA 'ASURA (10 MUHARRAM) [Di dalam kitab beliau Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi -rahimahullah- membawakan tiga buah hadits yang berkenaan dengan puasa sunnah pada bulan Muharram, yaitu puasa hari Asyura / Asyuro (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram)] Hadits yang Pertama عن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم صام يوم عاشوراء وأمر بصيامه. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi). Hadits yang Kedua عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال: ((يكفر السنة الماضية)) رَوَاهُ مُسلِمٌ. Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim) Hadits yang Ketiga وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ. Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma- beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim) “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura, beliau menjawab, ‘Menghapuskan dosa setahun yang lalu’, ini pahalanya lebih sedikit daripada puasa Arafah (yakni menghapuskan dosa setahun sebelum serta sesudahnya –pent). Bersamaan dengan hal tersebut, selayaknya seorang berpuasa ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan (sebelumnya, ed.) Tasu’a (9 Muharram). Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada yang kesembilan’, maksudnya berpuasa pula pada hari Tasu’a. Penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk berpuasa pada hari sebelum maupun setelah ‘Asyura [1] dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi karena hari ‘Asyura –yaitu 10 Muharram- adalah hari di mana Allah selamatkan Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun dan para pengikutnya. Dahulu orang-orang Yahudi berpuasa pada hari tersebut sebagai syukur mereka kepada Allah atas nikmat yang agung tersebut. Allah telah memenangkan tentara-tentaranya dan mengalahkan tentara-tentara syaithan, menyelamatkan Musa dan kaumnya serta membinasakan Fir’aun dan para pengikutnya. Ini merupakan nikmat yang besar. Oleh karena itu, setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tinggal di Madinah, beliau melihat bahwa orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura [2]. Beliau pun bertanya kepada mereka tentang hal tersebut. Maka orang-orang Yahudi tersebut menjawab, “Hari ini adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya, serta celakanya Fir’aun serta pengikutnya. Maka dari itu kami berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Kenapa Rasulullah mengucapkan hal tersebut? Karena Nabi dan orang–orang yang bersama beliau adalah orang-orang yang lebih berhak terhadap para nabi yang terdahulu. Allah berfirman, إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ “Sesungguhnya orang yang paling berhak dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman, dan Allah-lah pelindrhadap Nabi Musa, Nabi Isa dan Muhammad. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia untuk berpuasa pula pada hari tersebut. Beliau juga memerintahkan untuk menyelisihi Yahudi yang hanya berpung semua orang-orang yang beriman”. (Ali Imran: 68) Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling berhak terhadap Nabi Musa daripada orang-orang Yahudi tersebut, dikarenakan mereka kafir teuasa pada hari ‘Asyura, dengan berpuasa pada hari kesembilan atau hari kesebelas beriringan dengan puasa pada hari kesepuluh (’Asyura), atau ketiga-tiganya. [3] Oleh karena itu sebagian ulama seperti Ibnul Qayyim dan yang selain beliau menyebutkan bahwa puasa ‘Asyura terbagi menjadi tiga keadaan: 1. Berpuasa pada hari ‘Asyura dan Tasu’ah (9 Muharram), ini yang paling afdhal. 2. Berpuasa pada hari ‘Asyura dan tanggal 11 Muharram, ini kurang pahalanya daripada yang pertama. [4] 3. Berpuasa pada hari ‘Asyura saja, sebagian ulama memakruhkannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menyelisihi Yahudi, namun sebagian ulama yang lain memberi keringanan (tidak menganggapnya makhruh). [5] Wallahu a’lam bish shawab. (Sumber: Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin terbitan Darus Salam – Mesir, diterjemahkan Abu Umar Urwah Al-Bankawy, muraja’ah dan catatan kaki: Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Rifai) CATATAN KAKI: [1] Adapun hadits yang menyebutkan perintah untuk berpuasa setelahnya (11 Asyura’) adalah dha’if (lemah). Hadits tersebut berbunyi: صوموا يوم عاشوراء و خالفوا فيه اليهود صوموا قبله يوما و بعده يوما . - “Puasalah kalian hari ‘Asyura dan selisihilah orang-orang yahudi padanya (maka) puasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya. (HR. Ahmad dan Al Baihaqy. Didhaifkan oleh As Syaikh Al-Albany di Dha’iful Jami’ hadits no. 3506) Dan berkata As Syaikh Al Albany – Rahimahullah- di Silsilah Ad Dha’ifah Wal Maudhu’ah IX/288 No. Hadits 4297: Penyebutan sehari setelahnya (hari ke sebelas. pent) adalah mungkar, menyelisihi hadits Ibnu Abbas yang shahih dengan lafadz: “لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع” . “Jika aku hidup sampai tahun depan tentu aku akan puasa hari kesembilan” Lihat juga kitab Zaadul Ma’ad 2/66 cet. Muassasah Ar-Risalah Th. 1423 H. dengan tahqiq Syu’aib Al Arnauth dan Abdul Qadir Al Arna’uth. لئن بقيت لآمرن بصيام يوم قبله أو يوم بعده . يوم عاشوراء) .- “Kalau aku masih hidup niscaya aku perintahkan puasa sehari sebelumnya (hari Asyura) atau sehari sesudahnya” ((HR. Al Baihaqy, Berkata Al Albany di As-Silsilah Ad-Dha’ifah Wal Maudhu’ah IX/288 No. Hadits 4297: Ini adalah hadits mungkar dengan lafadz lengkap tersebut.)) [2] Padanya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa penetapan waktu pada umat terdahulu pun menggunakan bulan-bulan qamariyyah (Muharram s/d Dzulhijjah, Pent.) bukan dengan bulan-bulan ala Eropa (Jan s/d Des). Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa hari ke sepuluh dari Muharram adalah hari di mana Allah membinasakan Fir’aun dan pengikutnya dan menyelamatkan Musa dan pengikutnya. (Syarhul Mumthi’ VI.) [3] Untuk puasa di hari kesebelas haditsnya adalah dha’if (lihat no. 1) maka – Wallaahu a’lam – cukup puasa hari ke 9 bersama hari ke 10 (ini yang afdhal) atau ke 10 saja. Asy-Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly mengatakan bahwa, “Sebagian ahlu ilmu berpendapat bahwa menyelisihi orang Yahudi terjadi dengan puasa sebelumnya atau sesudahnya. Mereka berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam, صوموا يوم عاشوراء و خالفوا فيه اليهود صوموا قبله يوما أو بعده يوما . “Puasalah kalian hari ‘Asyura dan selisihilah orang-orang Yahudi padanya (maka) puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”. Ini adalah pendapat yang lemah, karena bersandar dengan hadits yang lemah tersebut yang pada sanadnya terdapat Ibnu Abi Laila dan ia adalah jelek hafalannya.” (Bahjatun Nadhirin Syarah Riyadhus Shalihin II/385. cet. IV. Th. 1423 H Dar Ibnu Jauzi) [4] (lihat no. 3) [5] Asy-Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, والراجح أنه لا يكره إفراد عاشوراء. Dan yang rajih adalah bahwa tidak dimakruhkan berpuasa ‘Asyura saja. (Syarhul Mumthi’ VI) Wallaahu a’lam.

Jumat, 02 Desember 2011

Contoh tex MC 1 Muharram

Kepada mbak Ajeng di Malang السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Contoh satu اَلْحَمْدُ ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ، وقال للنبي: (وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ). أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ جَاءَنَا بِالإِسْلاَمِ القَوِيْمِ وَبِالْهُدَي، لِنَكُوْنَ بِهِ مِنَ الأَبْرَارِ السُّعَدَاءِ، وَنَصُوْنُ بِهِ أَنْفُسَنَا مِنَ الشَّقَاءِ وَالرَّدَي. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خاتم الأنبياء والمرسلين، وعلي آله الطيبين، وأصحابه الأخيار أجمعين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ Contoh dua إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ। وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ। أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ। اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛ Maaf tolong di edit ulang tex arabnya, kadang suka g beraturan pas di copy; Ketua DKM masjid At-Tawakkal, Bapak2, ibu2, rekan2, para undangan dan kaum muslimin dan muslimat yang di muliakan Allah. Dengan suasana yang ceria (tahun baru Islam 1433 H) ini teriring ucapan alhamdulillah,segala puja dan puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan karunia yg di limpahkan-Nya kepada kita semua, hingga kita bisa dengan lapang dan senang hati dapat datang dan berkumpul pada acara ini (menyambut tahun baru Islam 1433H ).Mudah-mudahan pertemuan kita membawa sesuatu yang bermanfaat sebagai bekal di dunia maupun akhirat kelak. Bapak, ibu, rekan serta kaum Muslimin dan Muslimat jamaah masjid At-Tawakkal (Malang) yang berbahagia. Kedua kalinya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw, karena beliaulah yang telah menunjukkan kita dari alam sesat menuju alam yang terang benderang yakni agama Islam dimana agama yang diridlai Allah Swt.Semoga syafaat beliau nanti di akhirat mengiring kita ke surga. Amiin ya robbal ‘alamin. Selanjutnya mari kita mulai dan buka acara kita ini dengan sama2 melafazdkan kalimat “basmalah” Bismillahirrahmanirrahim. Bapak, ibu rekan2, kaum muslimin dan muslimat yg di muliakan Allah; Sebagaimana tujuan kita pada acara ini (memperingati tahun baru Islam 1433 H) sebagaimana seiring telah masuknya dan bergantinya tahun baru Islam 1433 h, sekarang kita telah berada pada tanggal 8 Muharram 1433 H. Salah satu Hadits rasul mengatakan” Bagi siapa yg ingin di panjangkan umurnya, di mudahkan rezekinya, maka perbanyak silaturrahim”. Mudah2an acara kita ini termasuk didalamnya yaitu dalam rangka silaturrahim/memperingati masuknya tahun baru Islam . Bapak, ibu, rekan, kaum muslimin dan muslimat yg d rahmati Allah Selanjutnaya saya selaku pembawa acara akan membacakan rangkaian acara kita pada kali ini, sebagai berikut : 1. Pembukaan(Muqaddimah) : MC 2. Penampilan hadrah & rebana dari anak-anak/adik-adik TPQ masjid At-tawakkal 3. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an. 4. Sambutan-sambutan: a. Prakata Panitia b.Sambutan ketua DKM At-Tawakkal malang (kalau ada/kondisional) b. Sambutan Kepala Desa (pejabat setempat/pimpinan perusahaan/pimpinan kepala dinas.dll (kalau ada). 5. Ceramah Agama Islam/Tausiyah. 6. Do'a Bersama. 7. Penutup.(ramah tamah/musyafahah) Memasuki acara berikutnya, yaitu kita saksikan penampilan hadrah dan rebana TPQ At-Tawakkal *PENAMPILAN HADRAH* Luar bisa penampilan dari adik-adik kita,,,kita ucapkan terimakasis atas penampilan mereka yang begitu semangat, semoga menambah meriah acara kita ini Bapak, ibu, jamaah masjid At-Tawakkal, acara selanjutnya supaya lebih berkah acara kita ini, mari kita dengarkan lantujan ayat suci Al-Qurkan berikut ini, yang akan disampaikan oleh: Ustadz/ah (sebutkan namanya), kepadanya kami persilahkan, *PEMBACAAN AYAT-AYAT SUCI AL- QUR'AN* Demikian alunan bacaan yang telah kita dengarkan dengan hikmat, mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran yang terkandung di dalamnya. Dan semoga menambah serta menguatkan iman kita kepada Allah. Semoga yg membaca dan mendengarkan mendapatkan keridhoan dari allah SWT. Dan terima kasih banyak kami sampaikan kepada ustadz/ah atas kesediannnya. Memasuki acara berikutnya, adalah sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama akan di sampaikan oleh prakata panitia (pelaksana), dalam hal ini akan disampaikan oleh saudara/i (sebutkan namanya), kepadanya dipersilahkan ! *PRAKATA PANITIA* Terima kasih kami sampaikan kepada saudara/I (sebutkan namanya) yang telah memberikan sambutan atas nama panitia pelaksana pada acara memperingati tahun baru Islam 1433 H ini. selanjutnya adalah sambutan dari bapak DKM At-Tawakkal, yang terhormat bapak (sebutkan namanya) kami persilahkan. *SAMBUTAN KETUA DKM* Terimakasih kita ucapkan kepada ketua DKM At-Tawakkal yang telah memberikan sambutannya kepada kita. Selanjutnya sambutan dari: Kepala Desa/lurah (pejabat setempat/pimpinan perusahaan/pimpinan kepala dinas.dll (kalau ada)., yang terhormat bapak (sebutkan nama, gelar dan jabatannya) kami persilahkan. *SAMBUTAN KEPALA DESA/LURAH ( pejabat setempat/pimpinan perusahaan/pimpinan kepala dinas.dll (kalau ada) * Terima kasih kami sampaikan kepada bapak kepala desa yang telah memberikan- sambutannya dengan begitu jelas, dan dengan menggunakan bahasa yang begitu halus.semoga kita bisa bisa lebih baik lagi. Adapun acara yang kita tunggu tunggu, yaitu ceramah agama Islam (Tausiyah) yang akan disampaikan oleh Ustadz/ah (Sebutkan nama, gelar, jabatannya atau lebh baik pakai Curikulum Vitae) kepada Al-Ustadz/ah dipersilahkan. *CERAMAH AGAMA ISLAM/TAUSIYAH * Terima kasih kami sampaikan kepada (Ustadz/ah) yang telah menyampaikan tausiyahnya dengan begitu jelas. Semoga kita bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya, bisa mengisi waktu kita lebih bermanfaat pada tahun ini, lebih akrab lagi, saling memaafkan, dan memperbanyak silaturrahim. Amiin. Bapak, ibu, rekan2, dan kaum muslimin dan muslimat yg berbahagia acara selanjutnya, yaitu doa; yang akan di pimpin oleh al-ustadz/ah (sebutkan namanya). *DO'A BERSAMA* Semoga do'a yang kita patjatkan tadi diterima oleh Allah Swt, amiin. Memasuki acara yang terakhir, yaitu penutup. Bagi saya pribadi kurang lebihnya dalam memandu acara pada hari ini mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kebenaran datang dari Allah dan kekurangna dari saya sendiri, mari kita tutup dengan Hamdallah (Alhamdulillahirabbil ‘alamin dan istighfar, Billahi TaufiqWal Hidayah. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Bapak, ibu, rekan2, dan kaum muslimin dan muslimat yg berbahagia acara selanjutnya. yaitu istirahat, dalam acara ini akan diadakan ramah-tamah, kami persilahkan panitia konsumsi untuk mempersiapkan hidangan kepada para undangan. (dalam seasen/acara ini sesuai dengan kondisi tempat (rumah, masjid, tenda, aula). Yang jelas nya kegiatannya Ramah tamah dahulu (salam-salaman), di lanjutkan dengan menyantap hidangan, atau acara tambahan. Moga bermanfaat, kalau ada yg kurang silahkan hubungi lagi ke 085720232251 Email; kusrinmz@gmail.com Fb; Kusrin Pdg