Ada seorang wanita yang masih
gadis, dilihat dari usianya sudah melampaui batas normal gadis kebanyakan. Dia
berparaskan tidak begitu cantik, berkulit hitam, tapi hatinya suci dan bersih.
Aurat ia jaga. Dalam jiwa dia menyadari hal itu, sebagai wanita normal, naluri
untuk hidup berumahtangga tentu ada, menginginkan seorang pendamping yang akan
menemani kehidupannya. Tapi ia menyadari
kondisi dengan penuh kesabaran, dalam hatinya ia bergumam, kapan akan datang
waktu yang di nanti-nanti itu, siapa yang akan mau menikahi saya yang sudah
tidak muda lagi, berkulit gelap.
Dalam masa penantiannya itu dia
menyiapkan bekal (harta) dan jiwanya (kematangan diri). Dia selalu berharap
kedatanga laki-laki yang siap untuk meminangnya dan memperistri dirinya. Dia
sudah gelisah, jodoh yang ditunggu juga belum juga datang. Ibadah selalu
ditingkatkan dan doa tak henti-hentinya di panjatkan. Dia berdoa,”Ya Allah berikanlah saya seorang pendamping
penggenap agamaku (Dien) ku,supaya sebelum aku meninggal nanti sudah berstatus
menikah dan pernah menjadi seorang isti.”
Singkat cerita, gayung bersambut,
kini dia dinikahi seorang laki-laki tampan dan normal. Wanita itu kini bahagia.
Kegelisahan jiwanya kini terobati. Jodoh yang dinanti telah ia dapatkan, status
istri kini telah ia dapatkan.
Pada suatu hari terjadilah dialog yang menakjupkan, menakjupka kita semua, mungkin tidak semua kita sanggup melaksanakannya, Si wanita berujar, “Wahai suamiku tercinta, izinkan dinda menyampaikan sesuatu pada kanda, dulu akau berdoa dan bermimpi untuk bisa menjadi seorang istri dan status itu kini telah aku dapatkan. Rupaku buruk, kulitku gelap, usia sudah tidak muda lagi, tetntunya kanda tidak bahagia hidup bersamaku. Sekarang ambillah tabunganku, bawalah, menikahlah dengan gadis pilihan kanda. Aku ridho, karena sekarang aku telah menikah dan pernah menjadi seorang istri, semua itu sudah lebih dari cukup bagiku.”
Lalu suaminya juga menakjubkan jawabannya, “wahai dinda, apa yang aku cari selama ini telah aku dapatkan, cinta itu telah aku dapatkan pada dirimu, keberkahan itu telah aku rasakan bersamamu. Saya tidak akan meninggalkan wanita yang berhati mulia dan mencari wanita yang belum pasti. Wanita pilihan saya adalah dinda. Subhananllah
Pada suatu hari terjadilah dialog yang menakjupkan, menakjupka kita semua, mungkin tidak semua kita sanggup melaksanakannya, Si wanita berujar, “Wahai suamiku tercinta, izinkan dinda menyampaikan sesuatu pada kanda, dulu akau berdoa dan bermimpi untuk bisa menjadi seorang istri dan status itu kini telah aku dapatkan. Rupaku buruk, kulitku gelap, usia sudah tidak muda lagi, tetntunya kanda tidak bahagia hidup bersamaku. Sekarang ambillah tabunganku, bawalah, menikahlah dengan gadis pilihan kanda. Aku ridho, karena sekarang aku telah menikah dan pernah menjadi seorang istri, semua itu sudah lebih dari cukup bagiku.”
Lalu suaminya juga menakjubkan jawabannya, “wahai dinda, apa yang aku cari selama ini telah aku dapatkan, cinta itu telah aku dapatkan pada dirimu, keberkahan itu telah aku rasakan bersamamu. Saya tidak akan meninggalkan wanita yang berhati mulia dan mencari wanita yang belum pasti. Wanita pilihan saya adalah dinda. Subhananllah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar